PROPOSAL PROYEK AKHIR
ALAT PENGHITUNG JUMLAH DAN BERAT IKAN SECARA OTOMATIS
MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC DAN SENSOR LOAD CELL BERBASIS ARDUINO

Diusulkan oleh
PUTRA ANDISWAN
1501040
PROGRAM STUDI TEKNIK
KOMPUTER
POLITEKNIK ACEH SELATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perikanan dan perdagangan ikan di Indonesia merupakan
salah satu kegiatan ekonomi yang penting diantara kegiatan ekonomi lainnya.
Kegiatan perikanan/produksi harus diimbangi oleh pengembangan teknologi tepat
guna yang dibutuhkan untuk meningkatkan dan mendukung pemasaran produksi hasil
perikanan.
Para petani ikan umumnya
memasarkan ikan berdasarkan banyaknya yang akan dibeli konsumen. Cara
menghitung jumlah dan berat ikan yang dilakukan oleh nelayan saat ini masih
dilakukan dengan cara manual. Perhitungan dan penimbangan dilakukan dengan
mengambil satu persatu menggunakan tangan dan tanpa mengetahui ukuran besar
dari ikan tersebut. Cara ini tentu memerlukan waktu yang cukup lama, terutama
jika pembeli membili ikannya terlalu banyak. Kondisi ini memberi ide pada
penulis untuk membuat alat penghitung jumlah dan berat ikan otomatis sehingga
penghitungan dapat bekerja secara lebih cepat, akurat dan efisien bila
dibandingkan dengan perhitungan secara manual.
Penelitian ini menghusukan pada pembuat alat penghitung
jumlah dan ikan yang dibuat berbasis Mikrokontroller Arduino. Pemilihan Arduino
ini berdasarkan karena mudahnya mendapatkan Arduino tersebut di pasaran. Selain
itu Arduino harganya yang sangat terjangkau dan mempunyai spesifikasi yang
mampu untuk alat penghitung ikan otomatis.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah nelayan masih menghitung jumlah
dan berat ikan dengan cara manual dan tidak ada pendataan ikan yang tepat, jadi
setiap nelayan mengambil ikan dalam jumlah banyak ataupun sedikit pemerintah
atau orang dipelabuhan tidak tahu bahwa ada berapa jumlah ikan yg di tangkap
dan berapa berat dari ikan tersebut.
1.3
Batasan
Masalah
Karena
keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis, maka ruang lingkup permasaalahan
dalam merancang alat penghitung jumlah dan berat ikan otomatis ini antara lain:
1.
Sensor Ultrasonik hanya
berfungsi sebagai pendeteksi jumlah dari ikan yang dilewatkan diatas conveyor.
2.
Sensor Load Cell befungsi untuk
mendeteksi berat ikan yang dilewatkan di atas conveyor.
3.
Arduino untuk mengontrol kedua
sensor dari Ultrasonic dan Sensor Load Cell untuk mengeluarkan output ke
monitor.
4.
Conveyor memakai motor DC
dengan tegangan 12 Volt.
5.
Komputer sebagai alat
monitoring.
1.4 Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah membangun prototype alat penghitung jumlah dan berat
ikan secara otomatis menggunakan sensor Ultrasonic dan Sensor Load Cell
berbasis Arduino sebagai penghitung jumlah dan berat ikan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dari perancangan ini adalah agar dapat memudahkan nelayan dalam
menghitung jumlah dan berat ikan secara cepat dan efisien.
1.6 Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam tugas akhir ini dilakukan menurut
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN, menguraikan tentang
latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan
penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI, menguraikan tentang
dasar teori sensor ultrasonic, sensor load cell, arduino, motor dc, conveyor,
monitor.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN, berisikan
tentang metode penelitian, bahan dan alat penelitian perancangan perangkat
keras, perancangan program, dan implementasi hardware dan software.
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN, berisikan uraian
hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN, berisikan
kesimpulan secara keseluruhan dan saran yang dapat diberikan untuk pengembangan
selanjutnya.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sensor
Ultrasonic
Sensor ultrasonik adalah sebuah
sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran
listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari
pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi
(jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor
ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi
ultrasonik).
Pada sensor ultrasonik,
gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan
piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan
gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator
diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan
gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang
menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang
tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian
sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang
pantul diterima.

2.2 Sensor
Load Cell
Sensor Load Cell merupakan
sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban, sensor load cell umumnya digunakan sebagai
komponen utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada
jembatan timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut
bahan baku, pengukur yang dilakukan oleh Load
Cell menggunakan prinsip tekanan.

Gambar 2.2 Bentuk fisik Load Cell
Keterangan Gambar:
1. Kabel merah
adalah input tegangan sensor
2. Kabel hitam
adalah input ground sensor
3. Kabel hijau
adalah output positif sensor
4. Kabel putih
adalah output ground sensor
2.1.2 Prinsip
Kerja Sensor Berat (Load Cell)
Selama proses
penimbangan akan mengakibatkan reaksi reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara
elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regaan ini dikonversikan ke dalam sinyal
elektrik oleh strain gauge (pengukur
regangan) yang terpasang pada load cell.
Prinsip kerja load cell berdasarkan
rangkaian jembatan Wheatstonel dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Rangkaian Jembatan Wheatstone tanpa beban
2.3 Arduino
Arduino merupakan papan mikrokontroler yang berbasis
ATmega 328P. Mempunyai 14 digital input/output yang 6 pin bisa digunakan
sebagai keluaran PWM, 6 analog input, 16 MHz osilator Kristal, penghubung USB,
power jack, ICSP header dan tombol reset. Bagian ini sangat dibutuhkan untuk
mendukung mikrokontroler. Contoh menghubungkan arduino ke komputer dengan kabel
USB atau memberikan tegangan AC ke DC adaptor atau baterai untuk memulainya.
Perbedaan mendasar dari sebelumnya adalah tidak menggunakan chip FTDI dan
sebagai gantinya menggunakan Atmega8U2 yang diprogram sebagai converter
USB-to-serial. Perubahan ini cukup membantu dalam instalasi software Arduino.

Gambar 2.4 Arduino
2.4 Motor DC
Motor arus searah atau motor Dc adalah mesin yang merubah
energi arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada
semua prinsip pengoperasiannya motor arus searah sangat identik dengan
generator arus searah. Berdasarkan fisiknya motro arus searah secara umum
terdiri atas bagian yang diam dan bagian yang berputar. Pada bagian yang diam
(stator) merupakan tempat diletakkan kumparan medan yang berfungsi untuk
menghasilkan fluks magnet sedangkan bagian yang berputar (rotor) ditempati oleh
rangkaian jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat. Motor arus
searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluks magnetik. Dimana
kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara
menuju selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi magnet ini
menimbulkan suatu gaya.
Penggunaan
motor searah ini akhir-akhir ini mengalami banyak perkembangan khususnya
pemakaiannya sebagai motor penggerak. Motor arus searah digunakan secara luas
pada berbagai motor penggerak dan
pengangkutan dengan kecepatan yang bervariasi yang membutuhkan respon dinamis
dan keadaan steady-state. Motor arus searah mempunyai pengaturan yang sangat
mudah dilakukan dalah berbagai kecepatan dan beban yang bervariasi, itu
sebabnya digunakan pada aplikasi tersebut. Pengaturan kecepatan pada motor arus
searah dapat dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil arus yang mengalir
pada jangkar menggunakan sebuah tahanan.

Gambar 2.5 Motor Dc

Gambar 2.6 Prinsip kerja Motor dc
Gambar diatas merupakan gambaran dari prinsip kerja motor dc. Berdasarkan gambar diatas kedua kutub stator dibelitkan dengan konduktor - konduktor sehingga membentuk kumparan yang dinamakan kumparan stator atau kumparan
medan. Misalkan kumparan medan tersebut dihubungkan dengan satu sumber tegangan, maka pada kumparan
medan itu akan mengaliri arus
medan (If). Kumparan medan yang dialiri arus ini akan menimbulkan fluksi utama yang dinamakan fluksi stator. Fluksi ini merupakan medan magnet yang arahnya dari kutub
utara menuju kutub selatan (hal ini dapat dilihat dengan adanya garis - garis
fluksi). Apabila pada kumparan jangkar mengaliri arus yakni
arus jangkar,
maka dari hokum Lorenzt kita ketahui bahwa apabila sebuah konduktor yang
dialiri arus ditempatkan pada sebuah medan
magnet
maka pada konduktor tersebut
akan timbul gaya, maka demikian pula pada kumparan jangkar.
Besar gaya ini bergantung
dari besarnya arus yang
mengalir pada kumparan jangkar (Ia),
kerapatan fluksi
(B) dari kedua kutub dan panjang jangkar (I). semakin besar
fluksi yang
terimbas pada kumparan jangkar maka arus yang
mengalir pada
kumparan jangkar juga besar, dengan demikian gaya yang terjadi pada konduktor
juga
semakin besar.
Bila
kumparan dari motor berputar dalam medan magnet
dan memotong fluksi
utama maka sesuai dengan hukum induksi elektromagnetis maka pada
kumparan jangkar
akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang arahnya sesuai dengan kaidah tangan kanan, dimana arahnya berlawanan dengan tegangan yang diberikan kepada jangkar atau tegangan
terminal (Zulhal, 1998). Karakteristik yang
dimiliki suatu motor dc dapat digambarkan melalui kurva daya
dan
kurva torsi/kecepatanya, dari kurva
tersebut dapat dianalisa
batasan - batasan kerja dari motor
serta daerah kerja optimum
dari motor tersebut.
2.6 Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan
barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di
industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan
berkelanjutan.
Dalam
kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibanding
transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor dapat
memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari suatu tempat ke
tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar
sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis. Kelamahan sistem ini adalah tidak
mempunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang dimobilisasi tidak tetap dan
jumlah barang yang masuk tidak kontinyu.
Conveyor
mempunyai berbagai jenis yang disesuaikan dengan karakteristik barang yang diangkut.
Jenis-jenis conveyor tersebut antara lain Apron, Flight, Pivot, Overhead,
Loadpropeling, Car, Bucket, Screw, Roller, Vibrating, Pneumatic dan Hydraulic.
Disini akan dibahas satu jenis conveyor yaitu Roller Conveyor.

Gambar 2.7 Conveyor
2.7 Monitor
Monitor
adalah perangkat keras yang digunakan sebagai alat output data secara grafis
pada sebuah CPU, monitor juga kerap disebut sebagai layar tampilan komputer.
Monitor merupakan salah satu perangkat keras (Hardware) yang digunakan sebagai penampilan
output video dari pada sebuah CPU, dan kegunaannya tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam pemakaian suatu komputer, sehingga dikarenakan monitor itu
sebagai penampilan gambar maka tentunya komputer sangat sulit digunakan dan
bahkan sama sekali tidak dapat digunakan tanpa menggunakan monitor. Monitor
disebut juga dengan VDU (Visual Display Unit). Monitor berfungsi sebagai Output
dari memori komputer atau central processing unit berupa biner. Ini harus
diubah menjadi bahasa manusia dan ditampilkan kemonitor sehingga bisa dibaca
oleh pengguna. Semua monitor
memiliki jenis resolusi yang digunakan untuk menampilkan gambar. Ukuran inci
LCD memberitahu apa jenis resolusi yang tersedia. Sebuah layar monitor 17-inci
dapat memiliki resolusi 1024×768, sedangkan layar 20-inci akan memiliki
1600×1200. Jumlah dalam inci adalah ukuran layar monitor diagonal, sementara
resolusi adalah lebar pixel dengan tinggi piel. Meskipun laptop memiliki
built-in monitor, beberapa laptop tersedia dengan port S-Video, yang memungkinkan
kabel S-Video untuk plug ke televisi tertentu. Ketika televisi berubah ke input
yang tepat, akan bertindak sebagai cloning.

Gambar 2.8 Monitor
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan
Alat
Dalam
merancang alat penghitung ikan otomatis ini sistemnya diimplementasikan
menggunakan Arduino dan perangkat keras prototipe dirancang menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak. Data dalam program ini dideteksi oleh
sensor Ultrasonic dan sensor Load Cell kemudian diolah menggunakan Arduino
melalui antarmuka lalu diberikan kepada monitor.
Desain alat ini terdiri dari tiga komponen penting yaitu
Arduino, Ultrasonic, Load Cell dan monitor. Arduino berfungsi sebagai input
untuk program desain dan output untuk sensor Ultrasonic dan Load Cell yang
menyediakan waktu set yang diperlukan dan rotasi motor dc lalu di berikan
output ke layar monitor.
Adapun
komponen-komponennya adalah:
1. Arduino
2. Sensor Ultrasonic
3. Sensor Load Cell
4. Monitor
5. Kabel Jumper
6.
PC
Untuk sensor ultrasonik sebagai pendeteksi ikan yang
ditempatkan di atas samping conveyor sensor ultrasonik untuk bekerja sebagai
penghitung jumlah ikan dan Load cell yang diletakkan di bawah conveyor bekerja
untuk menghitung berat ikan. Sedangkan Arduino disambungkan ke Sensor Ultrasonik,
Sensor Load Cell dan monitor. Sistem kerja secara umum dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
![]() |


![]() |
Gambar 3.1
Blok Diagram Sistem Secasa Umum
3.2 Cara Kerja Alat
Dalam alat
tersebut ditanam mikro sensor berupa ultrasonik sebagai pemindai jarak. Tetapi
walaupun hanya sekadar menghitung jarak
alat ini bisa membuat satu algoritma yang tidak hanya
menghitung jarak bahkan bisa menghitung
jumlah ikan hasil tangkapan para nelayan.
Sehingga perspektifnya semakin luas,
kemudian sensor Load Cell yang berungsi sebagai menghitung berat ikan yang di
letakkan di atas conveyor, kedua sensor tersebut dihubungkan ke arduino sebagai
pengatur dari semua program. Intinya dengan alat
penghitung jumlah dan berat ikan cecara otomatis ini setiap
para nelayan akan memiliki keefektifan waktu. Pasalnya, alat ini akan memangkas
waktu penjualan ikan menjadi lebih cepat.
3.3 Flowchart Perancangan Kerja Alat
![]() |
Tidak
![]() |
Gambar 3.1 Flowchart
perancangan kerja Alat
Dari
perancangan Flowchart di atas menjelaskan kerja alat dimulai dengan meletakkan
ikan di atas conveyor yang sedang berjalan kemudian data ikan tersebut di
deteksi dan dihitung mulai dari jumlah dan berat ikan oleh sensor ultrasonic
dan sensor Load Cell, lalu setelah disensor data tersebut dikirim ke Arduino
dan di outputkan atau ditampilkan ke layar Monitor, jika hasil tersebut tidak
tampil atau tidak terdeteksi maka proses tersebut akan di ulang kembali.
DAFTAR
PUSTAKA
10.
Sudirman, DEA. Mallawa Achmar. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta. PT
Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar